Selasa, 24 Agustus 2021

Purnama Terakhir

Kau tau, aku menganggapmu lebih dari apapun
Bahkan, lebih dari siapapun
Entah benar atau tidak
Entah kapan Sang Maha membolak balikkan hati akan memalingkan hatiku kepada yg lain

Kuharap tidak,
Tak ada air mata yang menetes lebih deras dari rasaku padamu
Jika kau tampikkan itu, baiklah
Mulai saat ini aku akan bersiap
Meski belum sepenuhnya siap tanpa kehadiranmu lagi
Akan kuusahakan

Itupun jika masih mendapat izin bernafas oleh Sang Maha Kasih
Jika tidak, aku rela...
Benar-benar aku rela mendahuluimu dalam hal ini...

Tak ada seorangpun yang mengetahui tentang takdir
Doaku padamu, jika kelak tak bisa melihatmu pada usia matangmu
Semoga dapat bersanding dengan Bidadari Mardiyahmu
Dan menjadi teladan bagi orang-orang terdekatmu

Sering ku katakan, 
Purnamaku ada disini,
Di dalam serpihan doa yg selalu teruntai untukmu

Jika ini purnama terakhir
ijinkan aku menangis untuk yang terakhir

Salam hangat,
Selena sang putri bulan

Sabtu, 21 Agustus 2021

Dalam Satir Doa Terukir

Seiring senja menemani dalam kain putih
Senyuman manis tersungging dalan redupnya hati
Senyawa dengan kerinduan yang terpendam rapih dalam diri

Maafkan jika terlalu lancang dalam mendoa
Pada satir putih, hati bergejolak
Hanya bisa memberi hadiah terindah seiring bertambahnya usia
Semoga kau masih mengingatnya...

Janji seorang sahabat tentang 19 tahun mendatang
Tepat diumur 40, semoga segala doa yang dilangitkan tercapai
Doa terbaik untuk cita-cita luhurmu...
Semoga dan semoga termaktub dengan indah pada saatnya kelak...

Doa terindah untuk yang teristimewa dihati
Manakala berusaha mendekat, maka akan semakin jauh
Begitu pula sebaliknya, ketika berusaha menjauh agak tak menyakiti hati, maka akan didekatkan sedekat-dekatnya bagai dua ujung panah yang dilengkungkan atau bahkan lebih dekat...

Tak ada yang tau rencanaNya selembut apa akan diukir...
Namun saat ini, adalah saat kesabaran sedang diuji...
Sabar atas cinta yang diberi...
Sabar atas rindu yang dikaruniai...

Ketika celengan rindu telah pecah dan meluap membanjiri rongga dada, maka biarlah nak... biarkan saja...
Bukan tanpa sebab seringnya kami menangis, mungkin karena pecahan rindu yang tak kunjung tersusun rapih pada tempatnya semula...

Dan percayalah, akan kami langitkan namamu dalam doa hingga nafas terakhir di alam ini...

Salam rindu dari kami yang tak kunjung usai...

Tertanda,
Sang Kekasih

#SulukMuharram1443H
#13Agustus2021
#SelamatBerusia21
#SemogaBertambahBijak

Selasa, 10 Agustus 2021

Rindu itu masih ada...

Untuk yang terkasih...

Sepertinya tugasku sudah selesai
Tak ada bahasan bermakna bagimu saat ini
Maaf jika selama ini terus menjadi gangguanmu
Entah benar atau tidak, aku adalah ujianmu
Dan kau adalah ujian terberat bagiku

Ingin rasanya mengulang kembali seperti sedia kala
Seperti saat pertama bertemu
Pertemuan tanpa rasa, tanpa tendensi, murni dari hati

Seikhlas awan mencintai hujan
Seperti daun yang tak pernah membenci angin
Inginku seperti mereka, keikhkasan dan kecintaannya tak terbatas ruang dan waktu

Pesanku padamu
Semangatlah dalam bertahan hidup
Seperti semangatmu dakam mencari ilmu
Karena semangat adalah nyawamu

Mari me-restart hati dan men-shutdown nafsu

Selamat Ulang Tahun kawan, semoga selalu dalam Ridho-Nya

Dari kami
yang setia menyayangimu tanpa tapi



Selasa, 03 Agustus 2021

BULAN TERTAWA (Juli - Agustus 2021)


(Hakikat tertawa di dapat setelah berSULUK dengan niat yang benar)

Ada yang unik dari tampilan gambar pada kalender As-Shafa bulan Juli - Agustus yaitu gambar ekspresi Murabbī Rūhinā yang tertawa lepas. Kalendervtersebut di gagas dan di cetak kira-kira ½ tahun sebelum tahun tayang (2021).

Kita boleh membuka Al-Qur'an Surat An-Najm tentang tertawa. Berikut ini kutipan ayat tersebut.

وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ

"dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis." (QS. An-Najm:43)

Coba kita ambil beberapa makna yang terkandung dalam tafsir "Ruh al-Bayan fi Tafsir Al-Qur'an, diantaranya:

1. Menjadikan hambanya tertawa sebab janjiNya dan menjadikannya menangis sebab ancamanNya (yang nyata)

اضحك بالوعد وابكى بالوعيد 

2. Menjadikan hamba yang taat tertawa karena ridla terhadap (ketentuanNya) dan menjadikan hamba yang durhaka menangis karena tertimpa bencana.

او اضحك المطيع بالرضى وابكى العاصى بالسخط 

3. Menjadikan kaum 'arif billah tertawa karena telah menangkap hikmah ilahiyah dan menjadikan matanya berlinang air mata karena menyesali 
kesalahan terdahulu bahkan sempat mengobarkan nafsunya.

او اضحك قلوب العارفين بالحكمة وابكى عيونهم بالحزن والحرقة

4. Menjadikan hati kekasihNya tertawa karena pancaran 
cahaya-cahaya ma'rifat kepadaNya dan menjadikan hati penentangNya menangis 
karena bencana dariNya yang menyebabkan hatinya gelap.

 او اضحك قلوب اوليائه بأنوار معرفته وابكى قلوب اعدآئه بظلمات سخطه 

Konon Syaikh Jalaludin Ar-Rumi mendokumentasikan untaian syair:

"Tawaku seperti bunga
Bukan sekedar tawa mulut
Dari tak maujud aku maujud
Dengan gembira dan penuh keriangan
Namun cinta mengajari
Cara lain untuk tertawa

Sang muallaf tertawa
Kalau beruntung
Bak rumah kerang,
Aku tertawa ketika berduka."

Bulan Agustus ini kita di ajak tertawa karena memetik hikmah. Berbicara hikmah tentu setelah berlalunya musibah. 

Pesan tersiratnya adala ber-SULUK-lah agar termasuk orang yang mampu TERTAWA karena telah mampu menangkap hikmah dan mampu menangis karena sebelumnya engkau belum mampu memadamkan nafsumu yang terbakar.

silakan di baca: Tawa Menuju Tuhan 2.


Original Post :
https://www.facebook.com/groups/1571941206425125/permalink/3080980795521151/

Minggu, 01 Agustus 2021

ETIKA AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR


Ahad Karim, 01 Agustus 2021

Wahai saudaraku berpegangteguhlah pada syari'at Nabi yang memerintahkan:
- "amar ma'ruf nahi munkar", 
- tinggalkan rumor dan buruk sangka
kepada jama'ah tarekat (ahli lā ilāha illā Allāh). Sungguh! Syariat Nabi itu secara tegas melarang berburuk sangka, memata-matai, menggunjing, dan adu domba. Janganlah menjalankan prinsip yang belum engkau kuasai ilmunya. Juga jangan suka memviralkan aib orang-orang beriman. 
Begitulah pesan syaikh Abdul Ghani dalam bab ini.

وَأْتَمِرُوْا بَيْنَكُمْ بِمَعْرُوْفٍۚ

"...berdialoglah terlebih dahulu dalam menjalankan prinsip-prinsip kebaikan..." (QS. At-Thalaq: 06)

Menjalankan amar ma'ruf nahi munkar tidak boleh hanya berdasarkan opini pribadi tetapi harus didialogkan dengan elemen-elemen yang terlibat dalam masyarakat. Itulah pesan tersirat dari ayat tersebut. Seandainya ajaran "amar ma'ruf nahi munkar" itu tidak membutuhkan dialog, sehingga ayatnya bukanlah:

"واليأمر بعضكم بعضا بمعروف"

"sebagian kalian hendaknya memerintahkan kebaikan kepadabyang lain".

Syaikh Abdul Ghani sebenarnya hendak memberi perspektif "amar ma'ruf nahi munkar" itu tidak mudah dan perlu mengakomodasi unsur-unsur yang terlibat jika kebijakan itu terapkan.

Itu sesuai namanya yaitu "amar ma'ruf" yang artinya mengajak melakukan kebaikan sesuai dengan teknik yang sesuai dengan yang diajak baik.

Benar saja Nabi bersabda:

من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه
"Jikalau seseorang melihat aktivitas munkar, maka ubahlah dengan tanganmu (kemampuanmu), jika tidak mampu maka cegahlah dengan lisanmu (doakan)."

Syaikh Abdul Ghani melihat bahwa hadis tersebut melibatkan 3 elemen masyarakat yaitu:
- Pemegang Otoritas (al-hukam),
- Ahli Etika ('ulama)
- Masyarakat (al-'awam)

Pemegag otoritas dengan kekuasaannya menetapkan kebijakan. Ulama menyampaikan etika pelaksanaan kebijakan. Sedangkan masyarakat dengan kesadarannya menerima dan melaksanakan kebijakan. 

Semua kebijakan "amar ma'ruf nahi munkar" itu di terapkan berdasarkan fakta dilapangan tidak boleh berdasarkan asumsi. 

Murabbī Rūhinā Sidi Syaikh Muhammad Nizam Asshafa memberikan contoh ketika Nabi Ibrahim yang mampu melihat aktivitas orang yang dilakukan oleh seseorang. Lantas beliau berdoa agar mereka di binasakan. Lantas Allah memperingatkan Ibrahim bahwa mereka adalah hamba-hambaNya sementara Nabi Ibrahim itu Nabi yang doanya di ijabah. Maka jika Nabi Ibrahim berdoa seperti itu hambaKU akan habis. Berbelaskasihlah wahai Ibrahim.

Artinya jika hendak menerapkan "amar ma'ruf nahi munkar" maka harus berdasarkan bukti dan fakta di lapangan yang di istilahkan oleh Syaikh Abdul Ghani dengan "ru'yah bi al-'ilmi al-yaqin" (الرؤية بالعلم اليقين).

Syaikh Abdul Ghani juga memberikan peringatan agar pelaksanaaan "amar ma'ruf nahi munkar" jangan sampai menyebabkan pencemaran nama baik seseorang yang baru dicurigai sebagaimana terjadi dimedsos saat ini. Lantas Murabbī Rūhinā mengutip statemen: 

لِأَجْلِ الجُهَّالِ كَثُرَ الخِلَافُ بَيْنَ النَّاسِ
وَلوْ سَكَتَ مَنْ لَايَدْرِيْ لَقَلَّ الخِلَافُ بَيْنَ الخَلْقِ

"Karena orang-orang dungulah terjadi banyak kontroversi di antara manusia. Seandainya orang-orang yang bodoh berhenti bicara, niscaya berkuranglah pertentangan di antara sesama." (Imam al-Ghazali dalam kitab "Faishilut Tafriqah bainal Islâm wal Zindiqah")

Atau seperti ketika Gus Dur ditanya pendapatnya tentang pendapat-pendapat tokoh yang memperburuk kondisi sosial dengan jawaban khas beliau:
"Tahu apa mereka?"

Kesimpulan.
Pemegang kebijakan dan tokoh-tokoh yang membatu sosialisai kebijakan "amar ma'ruf nahi munkar" hendaklah orang-orang yang bijak agar kebijakan tersebut bisa efektif sementara sebagaimana diketahui oleh publik bahwa keributan dan kekacauan akibat implementasi tersebut di akibatkan oleh orang-orang bodoh yang turut menghakimi masalah.

Mari kita merenung kemudian bertindak dengan bimbingan ahli yang bijak bahkan kepada ahli yang telah bijak berstari (ārif billah).

Original Post :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=387461056137200&id=107571654126143