Senyummu membuatku semakin gila
Tergugu malu dalam keheningan malam
Semakin hari makin menyayat hati
Terasa remuk redam dalam diri
Kau cengeng sekali nak,
Bisik mulut pada telinga
Biarkan saja,
Berjalan seperti apa adanya
Tak lama lagi
Bungamu semakin nampak
Kemudian tugasku perlahan tuntas
Entah dari segi apa kau lihat
Hendak pamit namun tak kuasa
Hanya bulir air mata yang tak bisa diseka
Mundur perlahan, bolehkah?
Jika sang Qais masih meminta untuk mengingat namanya kepada Layla
Namun tidak dengan selena
Semoga kuman yang selama ini mengganggu hidupmu segera lepas
Biarkan kami yang menanggung semua rindu
Yang semakin hari semakin membuat pusing kepala
Apa itu cinta?
Bagiku cinta itu musnah
Tiada
Kosong
Hingga aku menjumpaimu
Sebaliknya, puncak kerelaan dan keikhlasan tertinggi
Itulah makna cinta sejati bagiku saat ini
Melihat senyummanmu adalah satu dari bongkahan rongga yang tertancap dalam hati
Jika satu itu hilang,
Sudahlah jangan tanyakan,
Separuh semangat hidup seperti cuil dimakan zaman
Namun sudah takdirnya begitu mungkin,
Biarkan saudarimu yang menanggung beban berat kehidupan
Dengan memandang kebaikan yang ada disekitarmu
Sepertinya tak layak untuk terus melaju bersandingan denganmu
Jika boleh menyerah
Sudah dari dulu kukibarkan bendera putih
Tapi selalu teringat nasihat MahaGuru untuk tetap berjalan meski terseok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar