Ahad Karim, 01 Mei 2021
Mengulang kajian Ahad Karim di akhir kajian pada minggu lalu tentang "etika berziarah" kepada wali Allah baik yang telah meninggal dunia lebih-lebih kepada wali Allah yang masih hidup, Syaikh Abdul Ghani pensyarah kitab Tajalliyat Ilahiyat karya Syakih Aftadi Mahmud Afandi menyatakan:
فإن النافع في الحقيقة هو الله تعالى لا شيخ ولا ولي بل ولا نبي ولا رسول ولكن الزائر إذا قام بما أمر الله به في ظاهر اشريعة من حسن الظن في كل من يدعي الإسلام والإيمان والإحسان من المشايخ والأولياء فقد أطاع ربه في حق احترام ما أمره الله تعالى أن يحترمه بقوله تعالى:
...,اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْ,.. ﴿النساء : ۵۹﴾
Pada hakikatnya Dzat Yang memberikan manfaat adalah Allah bukan syaikh ataupun wali bahkan juga bukan Nabi ataupun Rasul.
Poinnya yaitu:
Apabila peziarah mengamalkan perintah Allah yang prosedurnya diatur oleh syariat berupa "sikap husnudzan" kepada figur (manusia) syaikh atau waliyullah dengan seruan/ ajakan "Islam-Iman-Ihsan" maka peziarah telah menaati Tuhannya dalam hal melestarikan (ihtiram) perintah Allah yang terdapat dalam QS. An-Nisa': 59
"...,Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu,... (QS. An-Nisa': 59)".
===============================
Original link :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=329433431939963&id=107571654126143
Tidak ada komentar:
Posting Komentar