(Buruk sangka dan baik sangka)
Malam Ahad Karim, 08 Mei 2021
Syaikh Abdul Ghani melanjutkan keterangannya (syarah/komentarnya) terhadap kitab Tajalliyat Ilahiyat karya Syaikh Aftadi Mahmud Afandi perihal husnudzan sebagai implementasi "taat kepada Allah dan RasulNya dan ulil amri" QS. An-Nisa: 59. Beliau (Syaikh Abdul Ghani) mengutip statemen Imam Ghazali.
قال الغزالي: ومن مكايد الشيطان سوء الظن بالمسلمين، إن بعض الظن إثم، ومن حكم بشيء على غيره بالظن بعثه الشيطان على أن يطول فيه اللسان بالغيبة فيهلك، أو يقصر في القيام بحقوقه، أو ينظر إليه بعين الإحتقار ويرى نفسه خيرا منه، وكل ذلك من المهلكات
"Suudzan kepada sesama muslim termasuk tipudaya syetan. Sungguh sebagian dzan itu dosa. Orang yang menilai sesuatu tidak berdasarkan kenyataannya akan difasilitasi syetan untuk menindaklanjuti penilaian (yang salah) tersebut dengan menjadikan lisannya (mulutnya) membicarakan aib orang lain (ghibah) yang membuatnya terjerumus dalam kehancuran. Selanjutnya akan mengurangi kepedulian, memandang rendah dan merasa bahwa dirinya lebih baik dari sesama muslim. Ini semua (suudzan dan implikasinya) termasuk kehancuran (degradasi) akhlak (bagi murid-murid tarekat).
Oleh karena itulah maka "husnudzan" menempati peringkat pertama transaksi bertarekat (baiat pertama). Jika lulus husnudzan maka dapat wushul (sampai tujuan yaitu berada disisi Allah).
I'tiqad Wali Allah sekarang sudah tidak ada.
Termasuk husnudzan adalah meyakini (husnudzan) bahwa pada zaman ini terdapat Wali Allah. Barangsiapa menganggap bahwa zaman sekarang sudah tidak ada Wali Allah berarti dia telah berburuk sangka (suudzan). Inilah penyakit kronis yang menjangkiti hati seorang muslim yang menghambatnya menggapai predikat sebagai mukmin sejati. Artinya orang yang tidak percaya adanya Wali Allah artinya belum beriman kepada Allah dan RasulNya.
Lantas untuk mengetahui Wali Allah hendaknya seseorang (mukmin) bertanya langsung kepada kekasih Wali Allah yaitu Allah Azza wa Jalla melalui istikharah. Selanjutnya mintalah untuk dibimbing menggapai predikat mulia disisi Allah. Itulah Wali Mursyid (waliyyan mursyidan).
Jika belum mengaji dan laku tasawuf maka akan mudah suudzan (berburuk sangka). Orang yang memberi kabar kepada kita sesungguhnya membawa misi syetan dan mengajak perang. Kebalikannya jika tasawuf telah menempati hatinya maka akan mudah husnudzan (berbaik sangka). Dari husnudzan tersebut maka akan mudah menemukan Wali Allah (Guru Mursyid) yang akan mengantarkannya sampai kepada Allah.
Kesimpulan.
Tidak ada jamaah yang lebih baik dari jamaah yang dipimpin oleh hamba yang fana' kepada Rasulullah dan jamaahnya fana' sahabat Rasulullah (patuh dan taat kepada pimpinannya) yang cita-cita mereka adalah memgembalikan kemurnian ajaran Islam sebagaimana kemunculannya. Itulah kelompok-kelompok tarekat.
Original link :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=333760171507289&id=107571654126143
Tidak ada komentar:
Posting Komentar