Reboan Agung, 05 Mei 2021
Wali Abdul Qābidl (20)
عبد القابض: هو من قبضه الله إليه فجعله قابضا لنفسه وغيره عما لا يليق بهم، ولا ينبغي أن يقبض عليهم في حكم الله وعدله، وحاجزا عن العباد ما ليس يصلح وهم ينقبضون يقبضه وحجزه
Abdul Qābidl adalah mukmin hakiki yang digenggam Allah (disempitkan oleh Allah) untuk didekatkan kepadaNya (endingnya agar hanya butuh kepada Allah), kemudian mampu mengendalikan nafsunya dan nafsu hamba-hamba selainnya dari segala sesuatu yang tidak pantas untuk mereka.
Allah adalah Dzat Yang Maha Membatasi, Maha Mengurung, Maha Mempersempit (terhadap gerak, ruang, rizqi dst,...)]
Wali Allah yang lulus merayakan (ridla) ketika sedang diqabidl (sedang disempitkan oleh Allah) akan disematkan baju kebesaran Allah "Abdul Qābidl" sebagai implementasi dari firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang shadiq" (QS. At-Taubah: 119)
Ridlalah, jika belum mampu sabarlah. Jika sabar juga tak mampu maka berusahlah sabar (menyabar-nyabarkan/ tashabbur).
Suluk adalah momen disempitkannya murid oleh Allah melalui washilah guru Mursyid agar ridla terhadap qabidlNya.
Salik itu ada 4 macam
1. Salik Ibtidāi
Merupakan murid pemula yang belum pernah bersuluk. [maka harus bersuluk 10hari ke-1]
2. Salik Iqtidāi (sudah punya pengalaman suluk)Harus menjadi teladan bagi murid-murid baru.[10hari ke-2]
3. Salik Ihtisani Merupakan murid yang bersuluk untuk memperindah suluknya.[10hari ke-3]
4. Salik Istislāmi
Merupakan murid yang melakukan totalitas kepasrahan dengan bersuluk. [10hari ke-4]
Setiap saat Allah menyapa kita dengan asmaNya yang 99 dan yang paling sering menyapa kita adalah asmaNya Ar-Rahman. Jika sesaat saja kita berpaling dari Ar-Rahman maka Allah akan mengingatkan kita dengan asmaNya yang berdimensi keperkasaan (jalal) yang salah satunya asmaNya Al-Qābidl (Maha membelenggu hambaNya dengan keperkasaanNya).
Dan sesekali kita diharapkan menjadi hambaNya yang mengenakan baju kebesaran asmaNya.
Abdul Bashith (21)
Fase setelah digenggam oleh Allah setelah ridla adalah fase Al-Bāshith (diberi keleluasaan) dan pasti diterima olehnya (murid yang ridla) dengan sikap 'arif (bijaksana) dengan sikap penuh tatakrama.
عبد الباسط هو من بسطه الله تعالى في خلقه، فيرسل عليهم بإذنه من نفسه وماله ما يفرحون به ويبسطون موافقا لأمره، لأنه يبسطه بتجلي اسم الباطن، فلا يكون مخالفا لشرعه
Abdul Bashith adalah murid diberi keleluasaan oleh Allah terhadap ciptaanNya, dan diizinkan olehNya untuk berekspresi dengan badan dan materi yang diberikan kepadanya sesukanya seluas mungkin asalkan masih dalam batasan perintahNya. Murid yang sampai maqam ini tidak mungkin lagi berani melanggar syari'at.
TAFSIR JAILANY
Hamba yang dipilih oleh Allah akan dikaruniai futuh ibarat (ketersingkapan makna lahir dari kalam Allah), futuh isyarat (ketersingkapan terhadap isyarat dari makna yang terpendam dalam untaian kalam Allah) dan futuh mukasyafat (ketersingkapan dalam menangkap makna kalam Allah sesuai yang dimaksud olehNya). Ketersingkapan tersebut menjadikan seorang murid mampu memahami hukum-hukum Allah yang didokumentasikan dalam syari'at, memahami etika interaksi dengan Allah yang dapat dirasakan dalam laku tarekat dan memahami rahasia-rahasia Allah berupa hakikat ilahi. Semuanya didokumentasikan dan tersimpan dalam kitab suci Al-Qur'an.
Wujud dari pemahaman tersebut adalah syari'at yang memuat hukum-hukum Tuhan,
tarekat yang berisi adab berinteraksi dengan Tuhan dan hamba-hambaNya dan hakikat yang mengandung asrar (rahasia-rahasia ketuhanan).
Original link :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=331864111696895&id=107571654126143
Tidak ada komentar:
Posting Komentar