Kamis, 07 Januari 2021

TAREKAT WUSHUL (Part 2)

TAREKAT WUSHUL
Ji-Sam-Su (ngaji sampai subuh), 31 Desember 2020

لا يشغلنكم ما نزل بالناس من ارتفاع الأسعار

Jangan sibuk untuk berusaha meraih prestasi yang digapai oleh manusia (yaitu kehormatan).

توبوا بنعت الإعراض عن الخوض بالباطل والإقبال على الله

"taubatlah dengan menjauh dari terperangkap kebatilan dan memfokuskan hati kepada Allah"...

Nasehat tersebut disampaikan oleh Syaikh Bannani setelah melihat perilaku murid-murid tarekat yang gemar diskusi tentang ilmu ketuhanan sementara orientasi ucapannya masih seputar kulit (penilaian indera lahir) dan aktivitas lahirnnya belum selaras dengan batinnya. 

Inilah kondisi yang terjadi saat ini. Banyak sekali orang membahas tentang tarekat, hakikat dan ma'rifat dimedsos seolah mereka faham dan menguasai materi. Padahal hakikat itu bukan pembahasan yang menukik tentang tasawuf tetapi implementasi nyata dibawah pengawasan ahli tasawuf sejati yang telah mengantongi "lisensi risalah" sebagai "ulama pewaris Rasul".

Salah satu kalimat hikmah Syaikh Ibn 'Atha:
ما ترك من الجهل شيئا من أراد أن يظهر في الوقت غير ما أظهر الله فيه

"Sama sekali belum beranjak dari sifat bodoh, orang yang berharap sesuatu pada saat ini, yang belum diberikan oleh Allah."

Allah Berfirman:

...إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ... (الرعد: ١١)

"....Sungguh Allah tak akan merubah suatu yang ada suatu kaum hingga kaum tersebut merubah sesuatu yang ada didalam hatinya... (QS. Al-Ra'du: 11)

Pada pembahasan ini element didalam hati yang harus dirubah adalah element kesungguhan (جِدٍّ), kebenaran (حَقٍّ) dan keseriusan (صِدْقٍ).

Oleh karena itu murid tarekat itu harus:
- Lebih baik merasa tidak lebih baik.
- Jangan merasa lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar