Ahad Karim, 06 Juni 2021
Syaikh Abu Bakar Bannani memulai kata-kata mutiaranya dengan mempertanyakan kesahihan titik balik seorang hamba dalam keterbimbingan yang benar dengan statemen beliau:
1. من لم تسقه ريّاح العناية، وتحوه شوارق الرعاية، من أين له أن يدّعي الهداية
Bagaimana mungkin orang mendapat hidayah jika belum terbimbing aliran pehatian ilahi dan terjaga oleh perawatan rabbani.
atau
Bagaimana mungkin seseorang mengaku (merasa) telah mendapat hidayah jika belum dikendalikan dan dijaga hingga istiqamah dalam bimbingan guru.
Rayyah al-Inayah merupakan tunduknya nafsu yang merupakan anugerah murni dari Allah yang ditandai dengan dipertemukan Pembimbing Ruhani.
Syawariq al-inayah itu berupa amalan-amalan yang istiqamah yang mampu menjaganya dari perbuatan buruk yang diajarkan oleh Pembimning Ruhani.
2. سبقت العناية في أول قدم، وكان ذلك عين ما خطّه القلم، فما شطّرت علوم وما نُسخت حكم
Perhatian ilahi itu telah ada sejak dahulu (kait biyen mula) sedang kita baru diciptakan. Dan itu sudah diketaui dari awal langkah kita yaitu ketentuan yang telah ditulis Allah melalui qalamNya. Maka ilmu-ilmu itu (sesuatu yang ditetapkan oleh Allah untuk kita) bukan dari usaha kita dan hikmah-hikmah itu (ketetapan Allah tersebut) tidak pernah dihilangkan (dibatalkan).
Artinya semuanya telah ditetapkan oleh Allah sejak zaman azali.
Itulah kekmtentuan azali kita dari Allah. Semua sudah ditakdirkan oleh Allah.
Hikmahnya: Jangan meremehkan orang lain karena yang belum mendapat hidayah karena sangat mungkin kita tiada artinya dibanding orang yang kita anggap remeh.
Original link :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=351479326402040&id=107571654126143
Tidak ada komentar:
Posting Komentar