Hai kawan,
Tak jarang menyesalkan sebuah pertanyaan
Karena emang tak berhak atas jawabannya
Siapalah aku,
Tak lebih dari seorang kawan
Di telinga kiri seolah berbisik
Kau kawan dekatnya
Namun tidak di telinga kanan
Kau bahkan tak ada secuil pun dalam benaknya...
Dan selalu seperti itu setiap saat
Benarlah kawan
Berharap hanya kepada Sang Maha
Berkali-kali sudah kau ingatkan
Jika keterlaluan akan terbentuk luka
Memang lidah tak bertulang
Kadang bicara seenaknya saja
Namun tidak dengan hati
Tak bisa dipungkiri lagi
Seberapa besar kau mengharapkannya
Sebesar itu pula rasa sakit yang kau derita
Mohon maafkan
Sekali lagi maafkan kawanmu ini
Karena tlah mencintaimu dengan gila
Meski selalu kau katakan
Bahwa rinduku hanya sekedar saja
Tak apalah
Tak ada yang salah denganmu
Tetap kesalahan terpikul padaku seutuhnya
Sudah tau tak boleh berharap lebih
Masih saja terus berontak
Hanya dengan doa, rindu tersampaikan
Mungkin dengan pulang, rasa ini akan selamanya hilang
Dan tumbuh kembali di alam lainnya
Tak berharap rindu lenyap
Namun jika itu keinginanmu, akan kukabulkan
Biarlah rindu ini tersimpan dengan indah dalam hati
Mungkin takkan bisa pergi selama hayat masi dikandung badan
Karena tak semua yang disukai harus dimiliki
Ada kalanya cukup disyukuri keberadaannya
And the last but not least,
Bersyukur sangat, tlah dipertemukan denganmu
Dengan insan se-paripurna dirimu
Ingin rasanya berdampingan berlari disisimu
Tapi pahamilah, kemampuampuanku tak setinggi dirimu
Jadi maafkan, jika terus dan terus merepotkanmu
Pada saatnya kelak, aku benar-benar takkan mengganggumu lagi
Salam takdzim dari kawanmu,
Selena13
Surabaya, 15 Juli 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar