Rabu, 30 Juli 2014

Kiat Praktis Sehari-hari

15 KIAT PRAKTIS SEHARI-HARI ::
1. Saat makan pedas, terasa pedas sekali? Taruh garam dapur dalam mulut, tahan sebentar terus buang dan kumur. Maka rasa pedas langsung hilang.
2. Gigi kuning? Kunyah-kunyah kacang tanah dan tahan bentar, terus gosok gigi selama
3 menit, akan terlihat dampaknya. 3.Kalau ada luka kecil, terbakar atau luka kena air atau minyak panas, usap dengan pasta gigi, langsung pendarahan berhenti dan sakit reda.
4. Gelas ada bekas teh yang susah hilang? Lap dengan pasta gigi biarkan sesaat, sikat dan bilas.
5. Saat tetes obat mata, mulut agak terbuka sedikit, maka mata pun lebih gampang terbuka.
6. Mulut terluka atau sariawan, pakai tablet vitamin C tempel di luka, setelah mencair, prinsipnya luka sudah sembuh. Jika agak parah, tambahkan dengan vitamin B2.
7. Mata kemasukan debu? Pejamkan mata dan batuk dengan kuat, debu akan keluar sendirinya.
8. Setelah cuci muka, jari tempeli garam halus, terus pelan-pelan pijati kedua sisi hidung, maka komedo dan kotoran hitam di pori-pori akan hilang, dan pori-pori akan mengecil.
9. Jika baru saja digigit nyamuk, segera oles dengan sabun, gatal akan hilang. Untuk menghilangkan bekasnya, oleskan minyak kayu putih atau minya telon.
10. Saat tenggorokan sakit, radang gusi. Pada malam hari makan semangka potong kecil-kecil bersama sedikit garam, pada saat itu keadaan akan membaik dan keesokan harinya bisa dikatakan sudah sembuh.
11. Pakai hair dryer untuk meniup label sticker yg susah dilepas, saat lem sticker sudah panas, maka akan dengan mudah dilepas.
12.Saat bepergian, jika takut baju tertindih kusut, setiap helai baju sebaiknya digulung saja.
13. Lelah karena sendawa tidak berhenti-berhenti juga? Minum sedikit cuka, akan langsung hilang sendawanya.
14. Jika mengonsumsi makanan berbau seperti bawang putih, petai dan lain-lain, makanlah beberapa butir kacang goreng. Bau pun akan segera hilang.

(Sumber: Majalah FamilyGuide)

Senin, 21 Juli 2014

Ayah... ibu... mengapa aku berbeda...


aku... memang tak secantik anak terakhir
aku... memang tak sepintar anak pertama
aku... ya, aku hanyalah seorang anak kedua yang terlahir setara dengan anak normal lainnya, tak ada kelebihan yg bisa dibanggakan dariku
aku... hanyalah seonggok daging yang berjalan kesana kemari dengan penuh aturan
aku... hanya ingin bebas untuk sekali ini saja
aku... ingin memiliki kehidupanku sendiri tanpa campur tangan siapapun..
namun apa daya kodrat manusia adalah makhluk sosial...
dan kodrat seorang anak adalah berbakti kepada orang tua...

aku... hanya ingin membahagiakan mereka, tidak.lebih dari itu...
namun, hati ini terasa sesak ketika beliau berdua membandingkanku dengan anak pertama dan anak terakhir dikeluarga kecil ini...
rasanya, aku hanya sebutir jarum ditumpukan jerami...
tak ada kelebihan apapun yang tertempel di diriku ini...

Tak taukah mereka bahwasannya aku adalah seorang wanita yang memiliki perasaan sepeti wanita-wanita lain didunia ini...
ketika keluar dari penjara suci nan damai, aku bagaikan kertas putih yang tak ternoda...
suci, ya itulah sebutan yang bisa disemayamkan pada diriku saat itu... termasuk hati yang tidak ternoda oleh perasaan apapun tentang seorang lelaki

tapi saat ini, dunia sudah berbalik arah...
aku yang sekarang, bukan seperti aku yang dulu..
noda dan dosa senantiasa menaungi diri ini...

doaku saat ini... semoga Engkau mengampuni seluruh dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku serta handai taulan dan kakek nenekku yang sudah Kau panggil...
dan semoga Engkau menguatkan dan meneguhkan hatiku dijalanMu...

Nasehat K.H. Hasan Abdullah Sahal

1. Tidak ada pekerjaan di dunia ini yang tidak ada hubungannya dengan akhirat. Menangis ada hubungannya dengan akhirat, tertawa, menyanyi, dan semuanya ada tanggungjawabnya di akhirat. Akan ditanya menangismu untuk apa? Tertawamu sebabnya apa? Menyanyimu landasannya apa? Al insaanu hayawanun mas'ul. Hanya debu yang tidak dimintai pertanggunjawaban di akhirat. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Semuanya berkewajiban sama. Sebab manusia sudah menyatakan mampu untuk menjaga amanah menjadi khalifah di muka bumi ini. Maka tidak ada dikotomi pekerjaan dunia dan akhirat. Waspada! Disinilah syetan dan iblis akan memulai langkah pertamanya!

2. Anak2ku Ingatlah , Kita sudah bersedia untuk Hidup maka kitapun punya HUTANG yaitu sanggup untuk mati . Jangan lupakan tujuan hidupmu untuk apa. ketika hewan2 ditanya " Hai Kadal , hai wedus , hai kodok , hai sapi ,,, " untuk apa kalian Hidup . Merekapun akan menjawab " Illa liya'buduun " ,, subhanallah ,, subhanallah !!!

3. Lembaga pendidikan pesantren akan dirusak, disikat, dihancurkan dengan kebarat-baratan, sistematis, logis, egois, hewanis. Lembaga pesantren berjiwa modern. Modern pola pikirnya, modern semangatnya, modern orientasinya, modern pemimpinnya. Siap memimpin dan siap di pimpin. Karena tujuannya sama munzirul qoum. Maka terus berusaha untuk terus menjadi baik karena itu adalah kewajiban. Tapi merasa lebih baik itu adalah penyakit. Bedakan!

4. Pertinggilah filsafat hidupmu. Jangan hidup seperti orang lain! Kalau kamu hidup hanya untuk melakukan pekerjaan yang sudah dilakukan pendahulumu, lebih baik kamu tidak usah lahir ke dunia ini! Dan yang sudah hidup tidak perlu mati! Itulah yang disebut jiwa!

5. Pesantren terus maju karena terus bergerak. Pergerakan membawa banyak barokah dan pelajaran. Penuh dengan barokatologi. Berhenti dari pergerakan berarti diam, mati, tidak ada aktifitas, tidak ada barokah. Pesantren tidak bisa dipimpin oleh orang yang cerdas, pinter, dan kaya saja. Pesantren hanya bisa dipimpin oleh orang yang mau bergerak. Cerdas bergerak, pinter bergerak, kaya bergerak hasilnya dahsyat! Ini yang ditakuti musuh Islam. Lihat! Banyak orang Islam yang cerdas, pinter dan kaya dihentikan dan dibatasi pergerakannya dengan jabatan.

*Pembekalan Amaliah Tadris Kelas VI KMI

My Notes

Kisah dari kejadian nyata

Aku sudah lulus dari kuliah dan sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus.

Lamaran kepada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, akan tetapi aku tidak mendapatkan seorangpun yang bisa membuatku tertarik.

Kemudian kesibukan kerja dan karir memalingkan aku dari segala hal yang lain. Hingga aku sampai berumur 34 tahun.

Ketika itulah aku baru menyadari bagaimana susahnya terlambat menikah.

Pada suatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 tahun. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Tapi aku ikhlas menerima dirinya apa adanya.

Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia meminta kepadaku photo copy KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya.

Setelah berlalu dua hari ibunya menghubungiku melalui telepon. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin.

Aku segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan photo copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar?

Aku menjawab: Benar.

Lalu ia berkata: Jadi umurmu sudah mendekati usia 40 tahun?!

Aku menjawab: Usiaku sekarang tepatnya 34 tahun.

Ibunya berkata lagi: Iya, sama saja. Usiamu sudah lewat 30 tahun. Itu artinya kesempatanmu untuk memiliki anak sudah semakin tipis. Sementara aku ingin sekali menimang cucu.

Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri proses pinangan antara diriku dengan anaknya.

Masa-masa sulit itu berlalu sampai 6 bulan. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi melaksanakan ibadah umrah bersama ayahku, supaya aku bisa menyiram kesedihan dan kekecewaanku di Baitullah.

Akupun pergi ke Mekah. Aku duduk menangis, berlutut di depan Ka'bah. Aku memohon kepada Allah supaya diberi jalan terbaik.

Setelah selesai shalat, aku melihat seorang perempuan membaca al Qur'an dengan suara yang sangat merdu. Aku mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat:

(وكان فضل الله عليك عظيما)

"Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar". (An Nisa': 113)

Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu.

Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya. Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضي)

"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5)

Demi Allah, seolah-olah aku baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku menjadi tenang.

Setelah seluruh ritual umrah selesai, aku kembali ke Cairo. Di pesawat aku duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disebelah kanan beliau duduk seorang pemuda.

Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun. Di ruang tunggu aku bertemu suami salah seorang temanku.

Kami bertanya kepadanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara? Dia menjawab bahwa ia lagi menunggu kedatangan temannya yang kembali dengan pesawat yang sama dengan yang aku tompangi.

Hanya beberapa saat, tiba-tiba temannya itu datang. Ternyata ia adalah pemuda yang duduk di kursi sebelah kanan ayahku tadi.

Selanjutnya aku berlalu dengan ayahku.....

Baru saja aku sampai di rumah dan ganti pakaian, lagi asik-asik istirahat, temanku yang suaminya tadi aku temui di bandara menelphonku. Langsung saja ia mengatakan bahwa teman suaminya yang tadi satu pesawat denganku sangat tertarik kepada diriku. Dia ingin bertemu denganku di rumah temanku tersebut malam itu juga. Alasannya, kebaikan itu perlu disegerakan.

Jantungku berdenyut sangat kencang akibat kejutan yang tidak pernah aku bayangkan ini.

Lalu aku meminta pertimbangan ayahku terhadap tawaran suami temanku itu. Beliau menyemangatiku untuk mendatanginya. Boleh jadi dengan cara itu Allah memberiku jalan keluar.

Akhirnya.....aku pun datang berkunjung ke rumah temanku itu.

Hanya beberapa hari setelah itu pemuda tadi sudah datang melamarku secara resmi. Dan hanya satu bulan setengah setelah pertemuan itu kami betul-betul sudah menjadi pasangan suami-istri. Jantungku betul-betul mendenyutkan harapan kebahagiaan.

Kehidupanku berkeluarga dimulai dengan keoptimisan dan kebahagiaan. Aku mendapatkan seorang suami yang betul-betul sesuai dengan harapanku. Dia seorang yang sangat baik, penuh cinta, lembut, dermawan, punya akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang sangat baik dan terhormat.

Namun sudah beberapa bulan berlalu belum juga ada tanda-tanda kehamilan pada diriku. Perasaanku mulai diliputi kecemasan. Apalagi usiaku waktu itu sudah memasuki 36 tahun.

Aku minta kepada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri kepada dokter ahli kandungan. Aku khawatir kalau-kalau aku tidak bisa hamil.

Kami pergi untuk periksa ke seorang dokter yang sudah terkenal dan berpengalaman. Dia minta kepadaku untuk cek darah.

Ketika kami menerima hasil cek darah, ia berkata bahwa tidak ada perlunya aku melanjutkan pemeriksaan berikitnya, karena hasilnya sudah jelas. Langsung saja ia mengucapkan "Selamat, anda hamil!"

Hari-hari kehamilanku pun berlalu dengan selamat, sekalipun aku mengalami kesusahan yang lebih dari orang biasanya. Barangkali karena aku hamil di usia yang sudah agak berumur.

Sepanjang kehamilanku, aku tidak punya keinginan mengetahui jenis kelamin anak yang aku kandung. Karena apapun yang dikaruniakan Allah kepadaku semua adalah nikmat dan karunia-Nya.

Setiap kali aku mengadukan bahwa rasanya kandunganku ini terlalu besar, dokter itu menjawab: Itu karena kamu hamil di usia sudah sampai 36 tahun.

Selanjutnya datanglah hari-hari yang ditunggu, hari saatnya melahirkan.

Proses persalinan secara caesar berjalan dengan lancar. Setelah aku sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di wajahnya sambil bertanya tentang jenis kelamin anak yang aku harapkan.
Aku menjawab bahwa aku hanya mendambakan karunia Allah. Tidak penting bagiku jenis kelaminnya. Laki-laki atau perempuan akan aku sambut dengan beribu syukur.

Aku dikagetkan dengan pernyataannya: "Jadi bagaimana pendapatmu kalau kamu memperoleh Hasan, Husen dan Fatimah sekaligus?

Aku tidak paham apa gerangan yang ia bicarakan. Dengan penuh penasaran aku bertanya apa yang ia maksudkan?

Lalu ia menjawab sambil menenangkan ku supaya jangan kaget dan histeris bahwa Allah telah mengaruniaku 3 orang anak sekaligus. 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Seolah-olah Allah berkeinginan memberiku 3 orang anak sekaligus untuk mengejar ketinggalanku dan ketuaan umurku.

Sebenarnya dokter itu tahu kalau aku mengandung anak kembar 3, tapi ia tidak ingin menyampaikan hal itu kepadaku supaya aku tidak merasa cemas menjalani masa-masa kehamilanku.

Lantas aku menangis sambil mengulang-ulang ayat Allah:

(ولسوف يعطيك ربك فترضى)

"Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas". (Adh Dhuha: 5)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

(وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا )

"Dan bersabarlah menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami..." (Ath Thur: 48)

Bacalah ayat ini penuh tadabbur dan penghayatan, terus berdoalah dengan hati penuh yakin bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah menelantarkanmu.
(ustadz zulfi akmal)

Binks no Sake

Yohohoho, yohohoho
Yohohoho, yohohoho
Yohohoho, yohohoho
Yohohoho, yohohoho

Binkusu no sake wo
Todoke ni yuku yo
Umikaze kimakase namimakase
Shio no mukou de
Yuuhi mo sawagu
Sora nya wa wo kaku
Tori no uta

Sayonara minato
Tsumugi no sato yo
DON to icchou utao
Funade no uta
Kinpa-ginpa mo shibuki ni kaete
Oretachya yuku zo
Umi no kagiri

Binkusu no sake wo
Todoke ni yuku yo
Warera kaizoku
Umi watteku
Nami wo makura ni
Negura wa fune yo
Ho ni hata ni ketateru wa dokuro
Arashi ga kita zo
Senri no sora ni
Nami ga odoru yo
DORAMU narase
Okubyoukaze ni fukakerya saigo
Asu no asahi ga nai ja nashi

Yohohoho, yohohoho
Yohohoho, yohohoho
Yohohoho, yohohoho
Yohohoho, yohohoho

Binkusu no sake wo
Todoke ni yuku yo
Kyou ka asu ka to yoi no yume
Te wo furu kage ni
Mou aenai yo
Nani wo kuyokuyo
Asu mo tsukuyo

Binkusu no sake wo
Todoke ni yuku yo
DON to icchou utao
Unaba no uta
Douse dare demo itsuka wa hone yo
Hatenashi, atenashi, waraibanashi

Yohohoho, yohohoho
Yohohoho, yohohoho
Yohohoho, yohohoho
Yohohoho, yohohoho