Kamis, 23 September 2021

Tersadar...

kami sadar
semakin kami mendekat
akan semakin jauh terpental

mungkin, ini memang jalan terbaik
untuk tidak bertemu beberapa saat
bukan, bukan untuk memendam rindu
melainkan untuk lebih mendekat lagi denganmu jika masih diijinkan

entah sambung atau tidak rasa ini
sejak beberapa saat yang lalu
atau, hanya kami saja yang merasa tersambung...
hati ini benar-benar terasa kosong
yang seharusnya siap untuk diisi

hingga saat ini masih kosong
mungkin suatu saat akan terisi
pada waktu yang tepat dan di keadaan yang pas

sungguh, jika kau tau 
sebenarnya kami orang benar-benar malu untuk jumpa dengamu saat ini
ilmu yang kau miliki terlampau jauh diatas langit
kami hanya bisa diam dan merenungi setiap jengkal yang kau katakan dan kau Laku kan

rasa ingin bertemu, mungkin hanyalah nafsu belaka
namun tak bisa dipungkiri, masi setia ada dalam diri setitik rasa ingin berjumpa

yang diharapkan saat ini, 
semoga kami bisa mengantarmu sampai tujuan..
meski dengan tertatih-tatih, kami akan terus berusaha
maju terus pantang kendur

karena motto kami padamu :
Bondo bahu pikir, lek perlu sak nyawane pisan

Salam hangat,

Selena13

Senin, 20 September 2021

Purnama Merindu

Hai bulan
Akhirnya purnama mu sempurna kali ini
Entah sudah purnama ke berapa aku mengenalmu
Tak bisa dipungkiri
Di tiap pandangan purnama,
Disitu pula kau jelas tergambar

Maafkan sekali lagi
Benar benar gawat rindu kali ini
Pada detik aku merindukanmu
Di titik itu benar-benar tak bisa menggapaimu

Maaf jika sudah seperti ini
Tak ada kata yang bisa diutarakan
Sebenarnya banyak yang ingin kutulis tentangmu
Namun, waktuku tak banyak
Kupersingkat saja,
Aku mencintaimu!

Dan sekali lagi
Entah kapan bisa bersua kembali
Akan kutunggu saat itu
Seperti para pecinta yang selalu sabar
Menunggu sang bulan berubah menjadi purnama


Salam rindu,

Selena si Putri Bulan

Minggu, 12 September 2021

Maaf...

Satu kata awal dari kami untukmu yang terkasih

Maaf...

Saat yang tepat untuk mengucapkannya
Maaf karena terlalu egois
Maaf untuk selalu memaksa untuk bertemu
Maaf untuk semua waktu yang telah terbuang
Maaf karena terlalu merepotkan atas hal-hal yang tak penting
Maaf untuk segala hal yang telah kami perbuat

Hal yang kau takutkan ternyata terjadi lebih dulu pada kami
Tak apalah...
Meski belum benar-benar siap
Kami akan terus belajar dan belajar lagi

Kadang kami masih belum sadar betul akan kesibukanmu yang merajalela
Sudah dari dulu memang, kami memikirkannya
Berfikir bagaimana jika pesanmu sudah tak lagi menghiasi hari-hari kami
Ternyata secepat ini, pikiran itu terwujud
Dan mau tak mau harus menerima kenyataan sepahit ini...

Entah kau menyadarinya atau tidak
Sebuah pernyataan darimu yang sebelumnya selalu terpendam rapih
Pada akhirnya terkuak juga...

Terimakasih untuk selalu menyempatkan, 
Meski hanya beberapa kalimat namun sangat berarti bagi kami,
Tak apa meski tak berarti apapun bagimu,

Prioritas itu benar-benar lenyap...
Harapan yang dulu ada, sirna sudah...
Seiring berjalannya waktu, pelajaran akan terus melaju...

Saat ini, yg bisa kami lakukan adalah melangitkan doa untukmu setinggi-tingginya...
Semoga kami bisa menghadapinya dengan sabar sesabar sabarnya...

Salam hangat dari kami,

Selena

Selasa, 07 September 2021

Ukiran rindu dalam Angan

Menunggu diantara detik jam yang berdetak
Selalu sama setiap saat
Seberapa gigih kau menunggunya
Sebesar itu pula rindumu terobati olehnya

Diantara sekian banyak coretan
Hanya satu yang terpegang
Satu satunya tiada duanya
Satu yang ter istimewa tanpa cela
Meski jarak terlampau jauh
Takkan bosan kapal melempar sauh

Waktu berlalu begitu cepatnya
Tak terasa bulan kedelapan terlewati
Tak terhitung jumlahnya
Sudah berapa purnama terlampaui
Rindu terus menderu
Semakin lama makin melaju

Tak ada kata yang bisa terucap
Hanya bisikan doa senantiasa terpanjat
Bersama dengan tetesan air mata yang takkan pernah khatam
Sungguh, inginku memelukmu walau dalam angan

Tetaplah menunggu dengan sabar
Maafkan jika sulit memendam rasa
Masih dalam tahap belajar
Belajar memaknai setiap pertemuan dan perpisahan
Belajar merapihkan kerinduan yang terpendam dalam
Semoga kelak dipertemukan di waktu yang tepat

____________

Sedikit cerita dalam kata
Mengobati segala rindu yang ada
Terukir rapih dalam dada
Entah sampai kapan bersua

Jika boleh diucap
Rinduku padamu tak terhitung masa dan skala
Yang kutau, hanya bisa mencintaimu namun tak bisa memilikimu
Karena kau hanya milikNya semata

Sampai jumpa dilain waktu
Semoga masih ada nafas untuk bersua
Karena permohonan maaf takkan pernah usai
Maafkan karena telah hadir dalam hidupmu
Maafkan karena terlalu menyayangimu

#selftalk
#tafakkur

Surabaya, 7 September 2021
Salam hangat,


Selena

Sabtu, 04 September 2021

Di ambang batas Kerinduan

Satu kata yang bisa disampaikan saat ini...
Kerinduan...
Rindu yang bagaimana, kami pun tak tau
Sekedar sapaan belaka
Tanpa kata bermakna
Untuk hempasan luka yang terus menganga
Untuk hati yang tak mau berserah
Untuk kasih yang takkan usai selamanya

Pada akhirnya 
Benar benar usai tugasmu
Menjadi pendamping kesibukannya
Ketika sudah ada selainmu yang menemani
Lepaskanlah...
Lepaskanlah dengan ikhlas...
Karena hakikat cinta adalah merelakan...
Merelakan kebahagiannya
Meski bukan kau yang menjadi pilihan teman bermainnya

Masih harus belajar dan belajar lagi...
Memendam cemburu dengan rapi...
Memendam rindu meski berapi api...
Meski ada pepatah yang mengatakan, 
'seorang wanita bisa memendam cintanya selama 40 tahun, tapi tak bisa memendam cemburunya walau sekejap'

Hanya pepatah kawan,
Jangan diambil hati...
Kau diajari menjadi insan hakiki yang bernurani...

Mulai saat ini, bersemangatlah...
Semangat pantang menyerah...
Meski badai menerjang...
Badai kerinduan yang amat sangat...

______________________________
Menangislah nak, menangislah...
Selagi air matamu masih ada...
Meski tiada lagi pundak yang kau sandari...
Tiada lagi notif obrolan yang tiap detik selalu dinanti...
Cukup lantunkan rindumu lewat doa,
Jadilah anak baik yang tak banyak mencampuri urusannya...
Dan tersenyumlah atas kebahagiannya...

Memang...
Berada di titik tengah itu sulit...
Sesulit menyeimbangkan antara rindu dan candu...
Namun percayalah,
Kau dididik dengan beda..
Menjadi wanita berhati baja...

Sekali lagi, ingatkan diri...
Agar tak melampaui...
Batasan yang tak seharusnya dilewati...

Berhenti,
Cukup tau diri
Kau tak berhak atas kesibukan yang dimiliki
Tak pula berhak atas rindu yang menemani
Lepaslah, lepaskan sayap kecilmu yang pernah menaungi...
Biarkan ia terbang bebas, 
Sebebas elang mencari mangsa...

Kuatkan hatimu,
Hilangkan sedihmu,
Hapuslah lukamu,
Langitkan doamu, 
Doa yang tanpa pernah lepas dari namanya,
Hingga Sang Maha memanggilmu kembali kesisiNya

#selftalk
#healingcrisis

Surabaya, 4 September 2021
Sang perindu,


Selena

Kamis, 02 September 2021

Lebih baik untuk tidak menjadi lebih baik

Lagi lagi cemburu merasuki
Pada siapa yang tak patut dicemburui
Entah mengapa masih belum bisa teratasi
Menyiksa diri menggerogoti hati

Kumohonkan pada Tuhan agar rasa ini sirna selamanya
Namun tetap mengakui, aku hanyalah manusia biasa
Manusia yang masih memiliki rasa

Hanya berharap kematian segera tiba
Pada saatnya Tuhan berkehendak
Pada diri rendah yang selalu iri dengki

Sadar atau tidak, 
Sebenarnya kami tak berhak cemburu atasmu
Karena hidupmu adalah pilihanmu

Lebih baik untuk tidak merasa lebih baik
Lebih baik untuk tidak tau segalanya
Lebih baik untuk tidak ikut campur masalah orang lain
Lebih baik menggali kesalahan diri

Untuk kesekian kali
Berjuta maaf karena terlalu ikut campur dalam hidupmu
Doakan saja, semoga kematian lekas memanggil dan kami takkan mengganggumu lagi...

On the way back home, 02092021

Rabu, 01 September 2021

Sebuah Angan

Hanya ingin menulis...
Tulisan penantian yang entah kapan memiliki ujung...
Tersadar sejenak oleh secuil cuplikan kilat dari seorang kawan...
Ya benar, kawan... bukan lawan...

Ternyata masih memiliki rasa iri dalam diri...
Jika tak disadarkan olehNya, maka siapa lagi yang akan menyadarkanmu...
Terimakasih Tuhan, telah mengirim insan-insan paripurna di sekitar kami...

Belajar sabar, sesabar sabarnya...
Belajar syukur, sesyukur syukurnya...
Belajar pasrah, sepasrah pasrahnya...

Jika belum bisa percaya, maka berkhusnudzonlah kau akan bisa...
Masih dalam tahap belajar, memang wajar belum bisa...
Nyatanya, wajar itu wajib diajar...
Diajarkan Sang Maha melalui alam...

Belajar pasrah memang susah,
Namun ketika sudah benar-benar merasakannya...
Sudah tak ada lagi yang kau inginkan selain keinginanNya lagi...

Namun disisi lain, kelemahan tetap ada dalam diri...
Ketika sudah benar-benar diujung pasrah, maka semangat akan sirna...
Entah apa yang akan dikerjakan setelah ini, terserah apa kataNya...

Mengembalikan rasa keinginan untuk bertahan hidup itu sulit...
Sesulit mengungkapkan kebenaran rasa rindu yang meluap tanpa jeda...
Meski hanya sekedar kata didunia maya...
Namun tidak untukku, kawan... 
Rindu itu benar-benar ada, dan rindu tertinggi adalah dengan memasrahkan diri padaNya...
Entah tersampaikan atau tidak, itu sudah bukan urusan kami...

Cita-cita kami hanya satu saat ini...
Kebahagiaanmu didunia dan di akhirat...
Semoga apa yang disemogakan segera terlaksana...
Tanpa gangguan beban yang tak berarti seperti kami ini...

Sekian tulisan pendek pagi ini...
Seiring dengan awal September ceria menemani...
Semoga dan semoga...

Surabaya, 01092021
Salam cinta kasih,

Selena